Oleh: Adriansyah
Banyak sekali pemikiran Gus Dur yang menjadi kontroversial, beliau terkesan nyeleneh, tidak mau ambil pusing dalam urusan, seperti ucapan yang familiar "gitu aja kok repot". Namun, sebenarnya setiap ucapan beliau yang sederhana itu memiliki makna yang sangat luas sekali, maka dari itu saya coba bedah pemikiran beliau.
Ketika beliau di undang oleh salah satu stasiun televisi, beliau ditanya tentang gempa bumi di Bantul, lalu beliau jawab "itu karena nyi Roro Kidul dipaksa pake jilbab." terkesan menghina tapi maknanya luas. Nyai Roro Kidul merupakan simbol budaya, beliau mencoba mengkritik PERDA syari'ah yang mewajibkan jilbab, padahal banyak budaya masyarakat yang sudah ratusan tahun harus diperhatikan, lagipula jilbab bukan sesuatu yang harus dipaksakan. Kita harus toleransi, yaitu dengan sikap saling menghargai, saling menerima, dan saling menerima ditengah keragaman budaya, kebebasan berekspresi dan karakter manusia.
Ketika banyak yang mendukung RUU anti pornografi, Gus Dur sempat bersteatment bahwa al-Qur'an kitab paling porno di dunia, sehingga banyak yang menghina Gus Dur dengan kata-kata kasar. Padahal kalau dilihat konteksnya, ilmu kedokteran, ilmu biologi, dan hadits banyak sesuatu yang porno, namun tujuannya bukan untuk maksiat, melainkan untuk menjelaskan dan memberi petunjuk. Saya pernah baca hadits tentang tata cara berhubungan suami istri, lalu hadits tentang istibra bagi laki-laki dan wanita, walaupun porno tapi bermanfaat. Lagu Umi kaltsum yang tentang gaya-gaya dalam berhubungan intim justru banyak didengar para ulama di Mesir.
Gus Dur terkenal sebagai bapak Pluralisme, dan sering timbul spekulasi Gus Dur menganggap semua agama benar, padahal itu tidak benar. Gus Dur hanya memberi kita kesadaran bahwa kita hidup ditengah keragaman budaya dan agama, dalam al-Qur'an juga banyak diceritakan tentang ahlul kitab, orang kafir, orang musyrik dll. Maka dari itu al- Qur'an mengajari kepada umat muslim bagaimana berinteraksi dan berhubungan dengan orang yang beda aqidah dengan kita, al-Qur'an jangan hanya dijadikan bahan bacaan, tapi coba kita lihat juga secara kontekstualnya, atau kata para ulama lihat asbabul Nuzulnya, agar al-Qur'an bisa kita gunakan untuk menjawab tantangan zaman.
Gus Dur juga membawa paham multikulturalisme, yaitu paham yang memberikan perhatian terhadap kelompok minoritas, sehingga mereka mempunyai hak sebagaimana kalangan mayoritas. Salah satu contohnya Gus Dur memberikan kebebasan kepada agama Kong hu cu untuk merayakan imlek. Beliau juga berani membela Ahmadiyah yang tertindas, dimana kantor, rumah dan masjidnya dihancurkan bahkan juga ada yang dibakar. Bagi Gus Dur seseorang yang sudah mempunyai keyakinan kuat pada ajaran agamanya, tidak perlu repot dengan keyakinan orang lain.
Yang paling kontroversial adalah ketika Gus Dur mendapat medali dari Israel, dan beliau mengatakan Hamas berperang dengan nafsu sedangkan Israel dengan akal. Saya rasa itu bisa dibenarkan juga, secara peralatan Hamas masih kalah dengan Israel, tapi Hamas dengan nekat menembakan rudal ke Israel, dan hasilnya banyak jatuh korban di Gaza. Kita lihat saja KH. Hasyim Asy'ari (kakek Gus Dur), beliau sangat membenci Belanda, tapi beliau pernah mengobati anak dari kapten Belanda, dan dalam Ahlussunnah wal jama'ah disebut sikap tawasuth (moderat). Bung Karno sangat membenci Belanda, beliau dibilang pemberontak, tapi beliau masih mau kuliah di Stovia. Salah satu strategi perang Machiavelli adalah masuk kedalam musuh, dan hancurkan dari dalam, bukannya menyerang dari luar tanpa tau seberapa kuat musuh.
Saya rasa orang-orang yang membenci Gus Dur harus banyak intropeksi, jangan hanya mencela tapi tanpa solusi. Intinya pluralisme dan multikulturalisme telah kita rasakan dampak baiknya hingga saat ini, sedangkan radikalisme telah kita rasakan dampak buruknya hingga saat ini juga. Wallahul muwaffiq ila aqmamith at-Thariq.
Banyak sekali pemikiran Gus Dur yang menjadi kontroversial, beliau terkesan nyeleneh, tidak mau ambil pusing dalam urusan, seperti ucapan yang familiar "gitu aja kok repot". Namun, sebenarnya setiap ucapan beliau yang sederhana itu memiliki makna yang sangat luas sekali, maka dari itu saya coba bedah pemikiran beliau.
Ketika beliau di undang oleh salah satu stasiun televisi, beliau ditanya tentang gempa bumi di Bantul, lalu beliau jawab "itu karena nyi Roro Kidul dipaksa pake jilbab." terkesan menghina tapi maknanya luas. Nyai Roro Kidul merupakan simbol budaya, beliau mencoba mengkritik PERDA syari'ah yang mewajibkan jilbab, padahal banyak budaya masyarakat yang sudah ratusan tahun harus diperhatikan, lagipula jilbab bukan sesuatu yang harus dipaksakan. Kita harus toleransi, yaitu dengan sikap saling menghargai, saling menerima, dan saling menerima ditengah keragaman budaya, kebebasan berekspresi dan karakter manusia.
Ketika banyak yang mendukung RUU anti pornografi, Gus Dur sempat bersteatment bahwa al-Qur'an kitab paling porno di dunia, sehingga banyak yang menghina Gus Dur dengan kata-kata kasar. Padahal kalau dilihat konteksnya, ilmu kedokteran, ilmu biologi, dan hadits banyak sesuatu yang porno, namun tujuannya bukan untuk maksiat, melainkan untuk menjelaskan dan memberi petunjuk. Saya pernah baca hadits tentang tata cara berhubungan suami istri, lalu hadits tentang istibra bagi laki-laki dan wanita, walaupun porno tapi bermanfaat. Lagu Umi kaltsum yang tentang gaya-gaya dalam berhubungan intim justru banyak didengar para ulama di Mesir.
Gus Dur terkenal sebagai bapak Pluralisme, dan sering timbul spekulasi Gus Dur menganggap semua agama benar, padahal itu tidak benar. Gus Dur hanya memberi kita kesadaran bahwa kita hidup ditengah keragaman budaya dan agama, dalam al-Qur'an juga banyak diceritakan tentang ahlul kitab, orang kafir, orang musyrik dll. Maka dari itu al- Qur'an mengajari kepada umat muslim bagaimana berinteraksi dan berhubungan dengan orang yang beda aqidah dengan kita, al-Qur'an jangan hanya dijadikan bahan bacaan, tapi coba kita lihat juga secara kontekstualnya, atau kata para ulama lihat asbabul Nuzulnya, agar al-Qur'an bisa kita gunakan untuk menjawab tantangan zaman.
Gus Dur juga membawa paham multikulturalisme, yaitu paham yang memberikan perhatian terhadap kelompok minoritas, sehingga mereka mempunyai hak sebagaimana kalangan mayoritas. Salah satu contohnya Gus Dur memberikan kebebasan kepada agama Kong hu cu untuk merayakan imlek. Beliau juga berani membela Ahmadiyah yang tertindas, dimana kantor, rumah dan masjidnya dihancurkan bahkan juga ada yang dibakar. Bagi Gus Dur seseorang yang sudah mempunyai keyakinan kuat pada ajaran agamanya, tidak perlu repot dengan keyakinan orang lain.
Yang paling kontroversial adalah ketika Gus Dur mendapat medali dari Israel, dan beliau mengatakan Hamas berperang dengan nafsu sedangkan Israel dengan akal. Saya rasa itu bisa dibenarkan juga, secara peralatan Hamas masih kalah dengan Israel, tapi Hamas dengan nekat menembakan rudal ke Israel, dan hasilnya banyak jatuh korban di Gaza. Kita lihat saja KH. Hasyim Asy'ari (kakek Gus Dur), beliau sangat membenci Belanda, tapi beliau pernah mengobati anak dari kapten Belanda, dan dalam Ahlussunnah wal jama'ah disebut sikap tawasuth (moderat). Bung Karno sangat membenci Belanda, beliau dibilang pemberontak, tapi beliau masih mau kuliah di Stovia. Salah satu strategi perang Machiavelli adalah masuk kedalam musuh, dan hancurkan dari dalam, bukannya menyerang dari luar tanpa tau seberapa kuat musuh.
Saya rasa orang-orang yang membenci Gus Dur harus banyak intropeksi, jangan hanya mencela tapi tanpa solusi. Intinya pluralisme dan multikulturalisme telah kita rasakan dampak baiknya hingga saat ini, sedangkan radikalisme telah kita rasakan dampak buruknya hingga saat ini juga. Wallahul muwaffiq ila aqmamith at-Thariq.
0 komentar:
Posting Komentar